Sabtu, 27 Juli 2013

Satria FU meggunakan bearing di CAM





Mesin Satria Fu dirancang memberikan performa dahsyat di rpm tinggi. tetapi tidak semua kontruksi dan material standar FU dirancang untuk rpm tinggi..... salah satunya adalah sistem jalur pelumasan dan jurnal atau dudukan gerak cam FU.

Menurut mas Londo Punggawa TRB Motor, Kalasan, Sleman-DIY, jalur pelumasan ke cam bawaan FU kurang bagus untuk rpm tinggi...... Jalur masuk oli ke cam datang dari sisi samping jurnal (dudukan cam). Padahal cam yang berputar, berarti ada efek sentrifugal yang menghambat oli masuk ke lengah as cam...

Efek sentrifugal pada rpm tinggi jelas turut membesar. Berarti hambatan oli memasuki bagian tengah as cam makin membesar. Suplai oli ke nok atau profile cam dan jurnal cam berikutnya (dimulai dari jurnal sisi kanan, ke jurnal tengah dan sisi kiri) jelas menurun. Pelumasan rawan menjadi drop pada rpm tinggi.

Sedang soal tumpuan cam FU. Gerak cam FU standar ditumpu pada jurnal berbahan aluminuim alloy. Di jurnal ini tidak ada bearing atau metal jalan pun ga ada........ Artinya hanya mengandalkan lapisan film oli dan bahan dari kontruksi jurnal pada head dan cangkang FU (setengah bagian dari pengikat cam FU)


Nah, dari situlah mas Londo yang nama KTP-nya Agus Ernawan berfikir untuk untuk memasang bearing (needle roller bearing) di jurnal kiri dan kanan. Efisiensi mekanis jelas meningkat karena berkurangnya nilai gesekan untuk mengerakkan cam FU.

Lewat tumpuan roller bearing yang punya nilai koefisien gesek lebih rendah. Bahkan dibanding tipe bearing non roller. Gesekan atau kerugian mekanispun berkurang. Tentu saja hal ini akan membuat gerak cam pun menjadi lebih stabil.namun pemasangan needle roller bearing atau laher jarum yang dilengkapi casing ini menutup lubang dan got pelumasan di jurnal cam.
Nah, sekalian aja jalur oli dirubah. Melewai tengah as cam, macam pelumasan cam mesin bebek lainya sperti jupiter.
Sebagai praktek, Mas Londo menerapkanya ke head dari Suzuki satria FU berjuluk DEN BAGUS (FU 200cc spek turing bertenaga 30,8Hp) milik Wildan Zuhdi yang menjabat sebagai Sekretaris Ssfc Pengda Bangka Belitung.
Motor Satria FU Den Bagus ini pernah menjadi Head Line news di Tabloid otoplus pada Edisi Tahun IX September 2011

Berikut adalah Komponen-komponen yang di gunakan :


Gambar 1. Needle roller bearing




Gambar 1. Needle roller bearing

Gambar.2
ukuranya menyesuaikan diameter dalam laher agar bs terpasang di cam. Tak lupa hasil bubutanya dihardening agar as cam yang dibubut tidak mudah aus...... Proses hardening dan bahan yang dibutuhkan tak beda dengan proses hardening pada ujung batang klep setelah potong batang klep. Karena proses hardeningnya diujung, jadi relatif aman dari kemungkinan cam kemakan...
Gambar. 3
Begitu laher bisa terpasang, jalur oli standar gak bisa digunakan lagi karena tertutup dan membentur casing laher. Modifikasi dilakukan dengan mengarahkan oli keatas, naik ke cangkang cam. Dibuatkan lubang baru dwngan diameter 3 mm. Setelah naek, oli kemudian diarahkan keluar

Gambar.4
 Setelah masuk dr lobang tadi, lalu Oli keluar dari lubang ini

Gambar. 5
Pelat tambahan. Oli yg mengalir keluar cangkang langsung ditemukan dengan lubang di pelat tambahan. Pelat ini punya ketebalan 5 mm. Dan diameter luabng dan saluranya 3 mm. Lubang di pinggir pelat ini menampung oli dan kemudian diarahkan ke lubang yang bertemu dengan as cam. Bagaimana oli itu bisa keluar dari lubang tengah itu? Ada saluran penghubung didalam pelat...... Mas Londo membuatnya dengan mengebor tegak lurus antar 2 lubang tadi. Bekas lubang disisi pelat sebagai awal pengeboran lantas ditutup dengan campuran lem besi atau tambalan timah hitam atau bronze...

Gambar.6

Agar mudah dimengerti, kita bisa melihat pelat tambahan ketika dipasang di cangkang/ rumah cam. Untuk mengikat pelat ke cangkang, dibutuhkan pula 2 baut pengikat rumah CAM

Gambar. 7
  Pelat tambahan yang sudah terpasang di cangkang/ cangklong





Gambar.8
Sambungan. Agar oli masuk sempurna ke lubang tengah as cam, lubang dari pelat tambahan butuh ditambah mekanisme penghubung. Bahan sambungan dipilih dari bahan kuningan yang punya sifat tahan gesek. Konbtruksinya butuh per penekan agar hubungan antar lubang bisa lebih pasti dan paten




Video suara mesin Satria Fu menggunakan Bearing pada CAM



Satria Den bagus yang sudah menerapkan cam with bearing. Hasilnya, suara mesin lebih halus dari sebelumnya. Tarikanpun terasa lebih enteng. Pokoknya mantap, joss guandhos...apalagi pas dirpm lebih tinggi suara mesinya mirip suara mesin special engine...


Penampakan head yang sudsh terpasang cam dengan bearing


Demikian catatan ini dibuat dengan tujuan ingin berbagi kepada rekan-rekan semua. Semoga bermanfaat...Salam gaspoll dari Satria Den Bagus dan Suhu Londo TRB, Sang pawang mesin Den Bagus dari padepokan TRB Motor dari lereng Gunung Merapi Ngayogjokarto Hadiningrat...



Semoga Bermanfaat

TERIMA KASIH
Read more ...

BUKU KOREK MESIN 2 TAK DAN 4 TAK

Buat teman-teman yang ingin memperdalam ilmu pengetahuan tentang mesin 2 Tak dan 4  Tak sekarang ga usah terlalu pusing lagi karna IBLJ telah menyediakan beberapa LINK download Buku GERATIS .........
Berikut adalah Link dari buku-buku tersebut


Modern Engine Tuning by A Graham Bell 

 Sinopsis :
Merupakan teori dasar tentang tuning mesin modern. adapun permasalahan yang akan dibahas yaitu The cylinder head, Fuel and Compression ratio, The camshaft, The valve train, The exhaust, Carburation, Fuel injection, The ignition system, Turbo charging and intercooling, The bottom end, Lubrication, Cooling, Polution control and the law, Dyno tuning, Suspension and brakes.

Data Buku :
Ukuran : 51.4 MB
Jumlah Hal : 268 Halaman
Publisher : Haynes Publishing
Bahasa : English



CAN DESIGN HANDBOOK MC GRAW HILL



Sinopsis : 
Teroy dasar mengenai design sebuah komponen mesin di mana memiliki perhitungan sangat mate-matis














Two Stroke Tuner's Handbook by Gordon Jennings.pdf
Sinopsis : 
Merupakan teori dasar tentang tuning mesin khususnya 2-tak. adapun permasalahan yang akan dibahas yaitu Fundamentals, The crank train, Cylinder heads, Expansion chambers, Cylinder scavenging, Port timing, Crankcase Pumping, Carburation, Ignition.
Data Buku :
Ukuran : 7.59 MB
Jumlah Hal : 84 Halaman
Publisher : Illustrations
Bahasa : English 
 

PERFORMANCE TUNING 4TAK (A.GRAHAM BELL) PDF

DOWNLOAD GERATIS BUKU GRAHAM BELL
Sinopsis :
Merupakan teori dasar tentang tuning mesin khususnya 4-tak. adapun permasalahan yang akan dibahas yaitu The cylinder head, Porting and cylinder scavenging, The exhaust, Carburation, Ignition, The bottom end, Lubrication and cooling, Power measurement and gearing, Motocross modifications, Enduro modifications dan Road race modifications.

Data Buku :
Ukuran : 35.8 MB
Jumlah Hal : 249 Halaman
Publisher : Haynes Publishing
Bahasa : English
DOWNLOAD



 PERFORMANCE TUNING 2TAK (A.GRAHAM BELL) PDF

DOWNLOAD GERATIS BUKU GRAHAM BELL
Sinopsis :
Merupakan teori dasar tentang tuning mesin khususnya 2-tak. adapun permasalahan yang akan dibahas yaitu The cylinder head, Porting and cylinder scavenging, The exhaust, Carburation, Ignition, The bottom end, Lubrication and cooling, Power measurement and gearing, Motocross modifications, Enduro modifications dan Road race modifications.

Data Buku :
Ukuran : 2.30 MB
Jumlah Hal : 271 Halaman
Publisher : Haynes Publishing
Bahasa : English  


ILMU YANG BERMANFAAT ADALAH ILMU YANG BERGUNA UNTUK DIRINYA DAN ORANG LAIN

Read more ...

Software Design Kenalpot 2 tak


Kalo kata tukang insinyur kenalpot motor 2 tak itu menyumbang tenaga motor hingga 60% dan bikinnya juga ga sembarangan ada rumus-rumusnya seperti di buku karangan A.Graham Bell ...kalo ukuran orang awam seperti kita pokoknya ngejelimet-met....nah tapi sekarang sobat I B L J engga usah terlalu kawatir karna I B L J sudah mendapatkan media yang dapat membantu teman-teman agar lebih mudah membuatanya yaitu menggunakan software design kenalpot....software ini didalamnya terdapat kumpulan dari temuan-temuan riset secara teoritis komplit yang di simpan di data bese pada soft ware ini... jadi kurang lebih seperti kalkulator....dia bisa menjawab keinginan reques kita membuat kenalpot berikut hasil potensi out putnya...kita hanya tinggal memasukan angka kriteria kenalpot yang ingin kita buat seperti, Diameter pipa, Kemiringan ,Nilai koefesien ,Bibir header yang dekat dengan exhaust, Jarak tinggi exhaust dari permukaan piston saat TMB, panjang kedalaman exhaust di hitung dari dinding liner ke bibir header knalpot lalu lalu tingga tekan tombol Calculate...tuiiiing keluar deh Bentuk Kenalpotnya...wihhh Mantappp....

Tapi ingat Software ini adalah hanya alat bantu alternatif untuk mempermudah membuat sebuah kenalpot...so tidak bisa 100% hasilnya kita percayakan dan sesuai yang kita harapkan tergantung juga terhadap implementasinya di lapang....ya minimal nyerempet lah 80-90% keakurasianya dari apa yang kita harapkan...dari pada kita harus riset secara manual...rugi waktu dan uang.....Rempong kalo kata si Olga...hehe ...kalo uda ga sabar pengentau caranya seperti apa buruan deh DOWNLOAD dulu dan instal di komputer teman-teman...setelah itu jalanin deh....Semoga bermanfaat buat semua dan maju terus dunia balap indonesia KEEP SPORTIFITAS....

Contoh Tampilan layout SoftWare di komputer

Read more ...

Mencari Batas aman RPM mesin Bore up dan Struk up



Berbicara motor korekan,drag atau liaran... jangan di tanya lagi soal putaran mesinya....kalo bisa sih setinggi-tingginya jika mesin mampu berteriak....apalagi anak liaran yang penting gaspoll dulu ga perduli motor sanggup atau tidak ujung-ujungnya jajan lagi-jajan lagi....hehehe kebanyakan si seperti itu...nah pola pikir seperti itu kalo bisa di hilangkan...sekarang jamanya informasi by data....jadi jika kita telah mengalami kesalahan ...kita cari dong solusinya jangan terus-terusan mengulangi kesalahan ok....kalo motor standar dari pabrikan sih udah di tentuin limiter rpm, bore dan strokenya ....jadi sudah pasti aman kalo di geber trus-trusan mesinnya.....


Nah sekarang bagaimana kalo mesin motornya sudah di modif abis-abisan...dari bore up struk up sampai mengganti cdi dengan yang limitnya lebih tinggi bahkan sampai non limit....???? bagaimana cara kita mengetahuinya kalo mesin yang udah kita korek tersebut masih dalam tahap aman.....??? bukan bermaskud untuk menggurui nih sob....IBLJ hanya menyapaikan cara yang sudah ada namun dengan penyampain yang berbeda...masih menganut rumus lama untuk mencari batas aman rpm mesin terhadap mesin korekan kawan-kawan semua.... apa lagi yang spek mesinya uda bebasan...yang sehernya segede-gede gaban dan strukan setinggi tiang listrik ups.....


Mungkin sebagian dari  kawan-kawan sudah tau atau ada juga yang tidak.....bahwa piston memiliki kecepatan Ideal atau Piston Speed (PS)  pada angka 21 meter/ detik atau = (21m/s) pada mesin Standar ...artinya jika kecepatan piston bergerak di atas angka 21m/s dapat di pastikan piston akan rawan jebol ...harap di ingat ini piston Speed " IDEAL " artinya masi bisa kurang atau lebih simak tabel piston speed bErikut.
Sumber  http://hpwizard.com

Dan cara untuk menghitung Kecepatan Piston Kendaraan di dapat dengan Menggunakan Rumus:
( 2 x Stroke (dalam satuan meter)  x Rpm)/60

Keterangan :
- Angka 2 merupakan gerak naik turun piston saat mesin berputar 1 x putaran penuh.
- Stroke / langkah piston  (satuan ukuran langkahnya di rubah dari milimeter ke cm)
- RPM mesin yang ingin di tentukan batas amanya.
- 60 adalah  RPM (Rotari per Menit) di rubah menjadi Detik (second) 1 menit = 60 detik

Karna  pada ulasan ini mencari batas aman untuk itu IBLJ menggunakan angka 21 m/s sebagai limit ideal piston speednya karna kebanyakan motor-motor yang kita oprek dan komponen partnya memiliki basic mesin standar ...tentunya biar tidak menyesatkan para pembaca dan terjadi mal praktek pada mesin anda hehe....Namun jika teman-teman tetap mau berpatok pada tabel di atas pun monggo/silahkan tapi pajak di tanggung pemenang....hehe

Coba hitung bareng-bareng kawan 
1. Contoh mesin bore up yang paling umum....Mio 58 nan standar


 Diketahui :
- Stroke standar mio : 57 mm
- Piston bore up : 58 mm (diameter piston tidak masuk dalam hitungan rumus hanya berlaku sebagai keterangan tambahan)
- Batas Rpm yang ingin di tentukan contoh :12000 rpm
Jawab : 
( 2 x Stroke (dalam satuan meter)  x Rpm)/60
2 x 0,057 x 12000 / 60 = 22,8 m/s .....Nah kelewatan angka ideal piston speednya yang seharusnya 21 m/s
Cara mengatasinya bisa menurunkan limit RPMnya jika menggunakan CDI racing programmable ...kalo CDI standar tergantung Limitnya yang di patok oleh pabrikan...namun jika di patok di bawah 11.000 rpm di rasa masih aman khususnya Spek 58 nan Standar karna angka yang di dapat adalah :
2 x 0,057 x 11000 / 60 = 20,9 m/s

2. Contoh motor yang aplikasi mesin Bore up dan Stroke up biar aman yu kita cari Piston Speed Idealnya Contoh motor Satria FU Spek Slembaran atau bebasan


Diketahui :
- Stroke up fu : 55 mm
- Piston bore up : 70 mm (diameter piston tidak masuk dalam hitungan rumus hanya berlaku sebagai keterangan tambahan)
- Batas Rpm yang ingin di tentukan contoh :12000 rpm
 Jawab :
( 2 x Stroke (dalam satuan meter)  x Rpm)/60
2 x 0,055 x 12000 / 60 = 22 m/s .....Nah kelewatan angka ideal piston speednya yang seharusnya 21 m/s Cara mengatasinya bisa limit RPM nya diturunkan jika menggunakan CDI racing programmable atau bisa juga dengan menurunkan panjang strokenya...Contoh  Stroke nya di pendekin menjadi 54 mm maka : 2 x 0,054 x 12000 / 60 = 21,6 m/s 

 Biar ga pusing ngitunganya IBLJ nyediain juga Link Piston Speed kalkulator tinggal masukin angkan-angkanya lihat hasilnya akan muncul pada tanda lingkaran merah gambar di bawah

KLIK GAMBAR
Kawan-kawan juga bisa menggunakan rumus di atas untuk spek motor lainya dengan data-data angka yang telah di ketahui terlebih dahulu .....Semoga saja Kawan-kawan dapat lebih teliti dalam menganalisa korekan mesinnya masing-masing dalam setiap langkah-langkahnya...Tanpa bermaksud untuk menggurui kurang lebihnya mohon maaf

NB : ada beberapa data dan gambar yang di ralat dari perhitungan sebelumnya terima kasih

(Semoga bermanfaat)
Read more ...

PULSER POSITIVE DAN PULSER NEGATIVE


Sepeda motor keluaran pabrikan menganut sensor pick-up coil sebagai sinyal/sensor masukan untuk cdi yang digunakan untuk menentukan titik referensi pengapian. Pada sensor pick-up coil bekerja berdasarkan induksi medan magnet. Dimana apabila lilitan dengan magnet tetap dilalui oleh tonjolan besi maka jarak antara inti magnet dan besi akan menghasilkan besaran fluks tergantung gap antara kedua jarak tersebut yang diilustrasikan oleh gambar 1.


Gambar 1 Gap Sempit dengan Magnet

 Gambar 2 Gap Lebar dengan magnet

Gambar 1 menunjukan jarak antara pulser dengan tonjolan sangat pendek dan gambar 2 menunjukan gap pulser dengan tonjolan lebih lebar. Seperti kita ketahui bahwa fluks magnet akan berubah bila ada perubahan jarak antara gap.
Artinya magnet yang bergerak dengan gap yang berubah-ubah akan menyebabkan perubahan fluks magnet pada pulser. Dengan adanya perubahan flus magnet pada pulser akan menyebabkan perubahan tegangan keluaran pada lilitan. Hasil tegangan keluran pada pulser tampak seperti gambar 3 atau gambar 4

 Gambar 3 Sinyal Pulser Positif


Gambar 4 Sinyal Pulser Negatif

Pada gamabr 3 tampak bahwa seiring putaran magnet pulsa siklus positive mendahului pulsa siklus negative. Sedangkana gambar 4 sebaliknya. Gambar 3 disebut juga pulser positives sedangkan gambar 4 disebut juga pulser negative.
Perbedaan kedua konfigurasi dapat dibuat sedemikian dengan membalik terminal keluaran pulser relative terhadap refrensi 0 atau massa atau ground.

Kedua bentuk sinyal pulser dianut oleh berbagai model motor pabrikan. Bila kabel pulser memiliki 2 buah, akan mudah membalikan polaritas tegangan pulser. Sementara bila kabel dari pulser hanya satu sulit mengubah atau membalikan polaritas pulser.

Bila ingin mengganti CDI salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah polaritas pulser yang dianut model motr yang digunakan, apkah jenis pulser positif atau jenis pulser negatif.

Beberapa sepeda motor yang menganut model  pulser negatif  2  kabel adalah 
  • Satria FU lama 
  • yamaha Byson.

Sedangkan beberapa sepeda motor yang menganut pulser negatif dan 1 kabel adalah
  • Satria FU model baru
  • Suzuki Smsh Titan
  • Suzuki Spin
  • Suzuki Skywave
  • Suzuki Skydrive
  • Honda CBR

Beberapa sepeda motor yang menganut pulser positif dengan 2 kabel adalah, 
  • yamaha Mio
  • Yamaha jupiter Z
  • yamaha Jupiter MX
  • yamaha Scorpio
  • yamaha Vega
  • yamaha F1ZR

Sedangkan beberapa sepeda motor yang menganut pulser positif dengan 1 kabel adalah 
  • Honda blade
  • Honda beat
  • Honda karisma
  • Honda supra 125
  • Honda supra X
  • Honda CS1 
Read more ...

Sudut = Derajat

Menentukan titik pengapian pada CDI untuk sepeda motor dengan sensor pick-up pada flywheel magnet dibutuhkan pengukuran akurat posisi pick-up pulser terhadap titik mati atas (BTDC). pun begitu juga dengan menentukan titik pengapian kita akan selalu diharuskan menggunkan satuan derajat.
Tonjolan pada magnet motor digunkan sebagai refrensi atau titik acuan CDI untuk menghitung seberapa maju atau mundur titik pengapian terhadap titik mati atas (BTDC). Seperti kita ketahui bahwa untuk benda yang memiliki bentuk melingkar akan memiliki sudut bila kita ambil titik tengah kemudian ditarik garis ke tepi lingkaran selanjutnya dibuat garis lagi ke tepi lingkaran. sudut di definisikan perpotongan garis di titik tengah pada lingkaran yang dibuat diilustrasikan seperti gambar 1

http://cdilite.blogspot.com

Gambar 1 

Sudut A adalah sudut yang dibentuk oleh dua buah garis yang ditarik dari pusat lingkaran ke ketepi lingkaran.sekarang bandingkan dengan gambar flywheel magnet sepeda motor dengan bentuk lingkaran yang sama 
http://cdilite.blogspot.com

Gambar 2
artinya bahwa bila bentuk flywheel atau magnet adalah lingkaran dan bila kita menginginkan mengukur jarak busur B ke C (lihat gambar 1) pengukuran tidak menggunkan sigmat tetapi harus diukur jarak lengkungannya lalu dihitung jarak lengkungan tersebut. 

untuk mementukan titik pengapian satuan yang digunakan pun adalah derajat atau berapa derajat sebelum titik mati atas (BTDC). karena bentk dari flywheel sendiri adalah lingkaran. Sekarang bagaimana mungkin bisa menentukan jarak/panjang juring bila dihitung sigmat padahal bentuknya busur adalah lengkungan.
Read more ...

Sistem Pengapian CDI-DC

Bagi seorang pemula banyak yang belum mengerti benar dengan sistem pengapian Jenis ini termaksud saya....Baik AC maupun DC....cuma kali ini kita akan membahas pengapian dengan sistem CDI-DC....next kita bahas yang AC....ok lanjut.....
Sistem pengapian CDI ini menggunakan arus yang bersumber dari baterai. Prinsip dasar CDI-DC adalah seperti Skema di bawah ini :





Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa baterai memberikan suplai tegangan 12V ke sebuah inverter (bagian dari unit CDI). Kemudian inverter akan menaikkan tegangan menjadi sekitar 350V. Tegangan 350V ini selanjutnya akan mengisi kondensor/kapasitor. Ketika dibutuhkan percikan  bunga api busi, pick-up coil akan memberikan sinyal elektronik ke switch (saklar) S untuk menutup. Ketika saklar telah menutup, kondensor akan mengosongkan (discharge) muatannya dengan cepat melalui kumparan primaer koil pengapian, sehingga terjadilah induksi pada kedua kumparan koil pengapian tersebut.
Jalur kelistrikan pada sistem pengapian CDI dengan sumber arus DC ini adalah arus pertama kali dihasilkan oleh kumparan pengisian akibat putaran magnet yang selanjutnya disearahkan dengan menggunakan kiprok (Rectifier) kemudian dihubungkan ke baterai untuk melakukan proses pengisian (Charging System). Dari baterai arus ini dihubungkan ke kunci kontak, CDI unit, koil pengapian dan ke busi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :



Cara kerja sistem pengapian CDI dengan arus DC yaitu pada saat kunci kontak di ON-kan, arus akan mengalir dari baterai menuju sakelar. Bila sakelar ON maka arus akan mengalir ke kumparan penguat arus dalam CDI yang meningkatkan tegangan dari baterai (12 Volt DC menjadi 220 Volt AC). Selanjutnya, arus disearahkan melalui dioda dan kemudian dialirkan ke kondensor untuk disimpan sementara. Akibat putaran mesin, koil pulsa menghasilkan arus yang kemudian  mengaktifkan SCR, sehingga memicu kondensor/kapasitor untuk mengalirkan arus ke kumparan primer koil pengapian. Pada saat terjadi pemutusan arus yang mengalir pada kumparan primer koil pengapian, maka timbul tegangan duksi pada kedua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder dan menghasilkan loncatan bunga api pada busi untuk melakukan pembakaran campuran bahan bakar dan udara....Sistem pengapian DC paling Familyar di kalangan dragster baik liaran maupun resmi...karna arusnya yang stabil tidak mengikuti putaran RPM mesin.....

Mohon maaf bila ada kekurangan dalam penulisan
Read more ...

Sitem Pengapian CDI - AC

AC singkatan dari Alternating Current, pengertian ini diambil dari istilah yang digunakan oleh Perusahaan listrik untuk menamai sistem tegangan yang digunakan. Tegangan AC pada jala-jala PLN biasanya merupakan tegangan bolak balik dengan bentuk sinusodal dengan frekuensi 50 Hz. Jadi dalam satu detik pada jala-jala PLN terjadi sebanyak 50 gelombang. Gambar 1 menunjukan bentuk gelombang sinus bolak-balik


 

gambar 1 bentuk gelombang tegangan AC

Pada magnet sepeda motor terdapat kumparan/lilitan kumparan yang berfungsi sebagai pembangkit tegnagan tinggi. Dalam prakteknya terdapat dua jenis sistem pembangkit tegangan pada sepeda motor ketika diaplikasikan untuk CDI:
1. Model 2 Spul tegangan. terdiri dari 2 konfigurasi spul satu untuk mensuplai capacitor tegan tinggi pada CDI satu lagi untuk sistem splai tegangan pengendali/controller pada CDI. Sistem ini dianut oleh pabrikan yamaha pada model : Yamaha Alfa, Yamaha F1, Yamaha Vega AC dan yamaha Scorpio
2. Model 1 Spul tegangan. Hanya terdiri dari satu spul tegangan tinggi yang sebenarnya digunakan untuk suplay pada capacitor. Sistem tegangan untuk contoller berasal dari konversi tegangan tinggi. Sistem CDI AC seperti ini memiliki kelebihan dalam kesederhanaan desain tapi mempunyai kelemahan sulitnya mendesain sistem untuk suplai tegangan controller. Sistem ini dianut lama oleh pabrikan honda pada model sepda supra series atau mesin C100, yamaha RXking, Suzuki RC100 dan  pada bajaj pulsar twin spark.

Gambar 2 adalah blok digram CDI AC pada sistem 2 spul.

Gambar 2 Diagram blok Sitem CDI AC 2 Spul

Sensor berasal dari pick-up coil yang mengubah posisi tonjolan pada magnet menjadi sinyal pulsa yang diumpankan pada untai pengkondisi isyatar atau SCU. pada SCU terjadi transformasi sinyal dari sinyal bentuk analog menjadi sinyal bentuk pulsa kotak yang digunkan sebagai referensi untuk controller dalam menentukan titik pengapian. Controller melakukan komputasi aritmatika untuk menentukan titik pengapian presisi untuk trigger untai SCR yang bertindak sebagai saklar solid state untuk capacitor tegangan tinggi. muatan capacitor tegangan tinggi dilepasakan ke coil melalui untai SCR. Coil mrlipatgandakan teganganuntuk menghasilkan percikan pada busi.

Kelebihan sistem CDI AC adalah kemudahan untuk diaplikasikan menjadi 2 sprak, bila pada sepeda motor menggunkan 2 busi sperti yg diaplikasikan oleh bajaj pulsar



Read more ...